Sabtu, 07 Januari 2017

Hai sobat.. Kali ini agak beda sedikit gaya penulisannya ya .




Surga Pelindung Ku

                Surga . Adalah sebuah tempat yang di janjikan Tuhan suatu hari kelak bagi umat yang taat kepadanya, tapi itu merupakan pengertian surga untuk hari esok di kala kita telah ditimbang pahala di akhirat kelak . Surga yang ku maksud adalah Surga yang berada di dunia, Sebuah surga yang kecil , nyaman dan selalu kita jadikan sebagai tempat berpangkunya kepala kita . Sebuah surga yang selalu memberikan kita sebuah kenyamanan yang tak kan tergantikan , dan sebuah surga yang selalu menghapus air mata kita dikala kita sedang bersedih. Dan apakah itu…?? Ya, itu adalah Ibu kita , Ibu/bunda yang sangat  kita cintai dan sayangi , sedikit kasih sayang yang kita berikan kepadanya, beribu-ribu kasih sayang yang akan di berikannya kembali kepada kita.
                Aku adalah Vano. Aku bisa seperti sekarang karena ada dorongan kasih sayang yang selalu di berikan oleh kedua orang tua ku tercinta, dan paling utama adalah dorongan yang tanpa henti dari wanita mulia ini, yaitu ibu/bunda ku. Dia rela mencari uang dengan ayah demi ingin melihat anak nya masuk ke sekolah terbaik dan memiliki masa depan yang indah. Namun sayang ayah ku sekarang telah tiada, Aku hanya hidup berjuang melawan kerasnya dunia ini dengan Bunda tercinta. Terkadang, hati ini merasa sedih  ketika waktu ku bertanya “ Bunda, apa yang membuat bunda bisa tersenyum?”
                Dan dengan senyuman manis , Bunda kita akan menjawab “ Bunda akan senang ketika kamu berdiri di puncak keberhasilan kamu nak, dan kamu selalu mengingat Bunda dan Ayah “
                “ tapi kan Ayah sudah meninggal bund?”
                “nak , walaupu ayah kamu sudah tidak di pelukan kita, Di alam sana ia akan tersenyum nelihat keberhasilan kamu. Percayalah nak!”
                Ada sedikit yang mengganjal sewaktu ku mendengar jawaban ini. Bunda saja bahagia melihat  
                Aku bahagia , tapi kenapa rasanya sedih ketika melihat Ia berkeluh keringat untuk mencari uang demi ku? . Satu hal ini yang sampai sekarang belum bisa ku jawab.
***
                “ vano, bangun lagi sayang, kamu tidak pergi  sekolah ?” dengan mata yang masih berat , ku mencoba untuk menegakkan tubuh dari tempat tidur  “ Ya bunda, aku  akan mandi dulu .”
                Dengan penuh kasih sayang , ia pun mengelus-elus kepala ku agar aku segera beranjak dari tempat tidur ku “ hm… vano ,ayo cepat , nanti kamu kesiangan loh”
                 Di dunia ini , aku hanya satu orang yang sangat ku cintai, yaitu BUNDA. Ayah sudah lama meninggal karena penyakit, Dan sekarang tinggal lah kami berdua di sebuah rumah kecil yang menjadi saksinya.
                 Kami tinggal di sebuah gubuk dekat pembuangan sampah. Kami tidak mempunyai tempat bernaung lagi, karena rumah yang lama sudah di jual bunda untuk kelangsungan hidup kami.
                “ Bunda, apakah boleh kali ini aku tidak sekolah? Aku ingin membantu bunda saja.”
Bunda hanya tersenyum mendengar perkataan ku .” hmm. Kamu belum saat nya membantu Bunda Vano. Tugas kamu sekarang adalah dengan belajar dengan giat dan kamu harus menggapai prestasi kamu”
                Dunia ini memang kejam, hidup kami sangat lah terbatas, makan hanya bisa di bagi 2, dan itu pun Bunda selalu makan sedikit karena katanya aku harus banyak makan untuk bisa menjaga Bunda. Allah mengatakan bahwa , Ia tidak akan membebani umat nya denga masalah yang tidak bisa di lalui oleh umatnya. Aku percaya dengan hal ini, karena semua hal itu dari Allah , untuk Allah dan Rasa kasihan ketika Bunda memungut sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan. Ingin rasanya ku menangis ketika ku melihat pemandangan yang tidak indah ini Ingin rasanya aku berlari  ke sebrang jalan dan langsung memeluk tubuh tua yang selalu menjaga ku itu.
                “ Ya Allah, kuat kan lah ka,I berdua dalam melewati setiiap cobaan mu Ya Allah. Aku merasa sedih ketika Keringat nya mengenai baju kesayangannya. Ya Allah, aoa yang aku lakukan ya Allah, mohon bantu kami berdua ya Allah.”
***
                Hari sudah larut malam, dan Bunda pun belum kelihatan tanda-tanda kehadirannya. Rasa cemas mulai masuk ke dalam diriku apakah terjadi sesuatu dengan bunda?. Dan dari kejauhan, betapa sedih nya hatiku melihat apa yang ada di depan mata kepalaku. Ibu berjalan sendiri denga membungkukkan badannya. Sangat sedih hati ini melihatnya, Lalu ku kejar bunda dan membawa barang-barang nya “ bunda……, kok lama ? ayo Bunda masuk , aku sudah membeli nasi bungkus untuk kita berdua.
Bunda bingung sesaat, dia pasti bertanya-tanya di mana aku mendapatkan uang ini. “ maaf bunda, tadi aku tidak sengaja melihat bunda sedang memilih di sebuah sekolah bunda, sedih rasanya melihat air keringat bunda bercucuran dan menahan panas nya jilatan sang matahari. Lalu aku putuskan untuk mencari pekerjaan bunda, aku ingin membatu bunda.”

                “ vano ,tugas mencari nafkah itu adalah bunda, kamu jangan ikut-ikut Vano. Cukup bunda yang menahan malu ketika melihat anak lain bersekolah dengan tas bbaru , dan sedangkan Vano tidak pakai yang baru. Bunda teringat dengan kamu Vano, mangkanya bunda ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya dan pulang untuk melihat Ksatria kecil bunda.”
                “ tapi bunda….
                “ … aku ingin sekali kerja dengan bunda, agar Vano bisa melindungi bunda dan menolong bunda dalam mencari keuangan.”
                Bunda selalu saja membalas setiap pertanyaan ku dengan senyuman yang manis dari mulut nya, dan tutur kata yang lembut di keluarkan oleh dirinya. “ Vano  , bunda adalah penjaga kamu, bunda akan selalu menjaga kamu Vano. Tapi kelak jika bunda sudah tua dan telah berumur, bunda ingin kamu yang selalu menjaga bunda. Dan jika waktu itu datang , kamu boleh bekerja . “. Aku sangat terharu dengan kata-kata bunda tadi, kami pun berpelukkn layak nya seorag anak dan ibu nya yang telah lama terpisah oleh waktu.
                “ Hei Fani!!! Cepat keluar dari  sini!” suara yag keras dan lantang ini membangunkan kami berdua , aku menatap bunda dan dengan suara kecil aku bertanya “ ada apa ini bunda?” , “ bunda juga tidak tahu nak. Mari kita lihat keluar sana.”
                Setelah membukakakan pintu , ku lihat ada 3 orang berbaju preman yang badan nya sangat besar-besar. Dengan mata yang garang dia mencoba mendorong bunda dengan kedua tangannya yang besar itu sampai bunda pun terjatuh ke lantai . melihat kejadian itu pun aku langsung marah kpada mereka semua dan mencoba membantu membangunkan bunda
                “ bunda tidak apa-apa? Hei!! Siapa kalian dan mau apa ?! pagi-pagi sudah mencari rebut di rumah orang!?”
                Salah yang berrambut panjang maju ke hadapan ku sambil tertawa sinis kepada ku “ mmmm.. dasar bocah, Lo itu masih keil, nggak patut ikut campur masalah ginian, Sana bobok cantik lo kebelakang.” Bukan hanya bunda, aku pun didorong oleh mereka dengan kuat ke bawah. Sungguh membingungkan bagi ku apa yang sebenarnya terjadi disini. Namun bunda menghalangi untuk melawan kata-kata mereka . “Tuan ,apa yang kalian inginkan?”
                “hei Fani, kamu lupa?sudah 3 bulan uang untuk rumah bobobrok kamu ini tidak kamu stor tahu!” , “ ya saya tahu tuan , tapi apa bisa di berikan kami waktu lagi tuan? Kami hanya membutuhkan waktu dan uang sedikit lagi saja tuan”
                Dengan melipat tangan preman tadi menarik rambut bunda ku dan megatakan “ DEngar ya ! jika kamu tidak juga melunasinya, kamu dan bocah pemberani ini harus angkat kaki dari rumah ini.!”
                Sungguh sedih rasanya melihat bunda menangis karena menanggung beban ini sendirian. Seharusnya di sisi kami ada ayah, aku yakin ayah pasti aka membela kami berdua, tapi sayang , ayah sudah tenang di alam sana.
                Beberapa hari berlalu setelah kajadian itu, bunda yang dulu jam 7 malam dia sudah kembali kerumah , tapi sekarang ini  jam 8 pun belum menampakan dirinya. Dalam benak ku, aku berpikir” apa bunda baik-baik saja ya….”
                Jam 10 malam, akhirnya ada yang mengedor pintu. Aku pun terbangun dari  tidur ku dan berjalan ke pintu dengan mata yang bersayu-sayu.
                “ ia tunggu sebentar..”
                Setelah membuka pintu, ternyata itu adalah pak Tono, dia adalah tetangga yang baik , selalu saja membantu kami berdua.
                “ ada apa ya pak Tono malam-malam begini kerumah?”
Raut wajah Pak Tno terlihat sedih, bimbang dan bingung. Ia mungkin menyimpan sesuatu hal yang mungkin aku tidak tahu apa.akhirnya setelah beberapa saat, ia pu mau menyampaikan nya.       
                “ Vano , kamu harus sabar ya,”
                “ sabar kenapa ya pak? , tolong dengan lambat-lambat mengasihkan informasi anda. Ada apa sebenarnya pak?”
                “begini, bunda kamu , dia tertabrak oleh mobil ketika dia ngin pulang dari mencari sampah nak
                Sesaat, dengan perkataan yang keluar dari mulut Pak Tono tadi, aku merasa semuanya menjadi gelap, hampa , aku hanya bisa melihat bibir Pak Tono bergerak tetapi tidak tahu apa yang mengatakan nya. Aku sangat syok dengan apa yang baru aku dengar ini
                Marah, sedih, dan takut kehilangan orang yang ku cintai, aku pun meminta Pak Tono untuk mau mengantarkan ku ke Rumah sakit tempat bunda di rawat. Setelah sampai disana, ku lihat ada buk Lala yang berdri di depan pintu. “ buk , bagaimana keadaan bunda bu?”
                Buk Lala mencoba menenangkan ku, walaupun pasti dia tahu, saat ini perasaanku sangat lah bercampur aduk.
                “ masuk lah nak, dia sudah menunggu kamu.” , baklah buk . “
                Dengan perlahan aku membuka pintu ruangan ini sangat sedih da terkejut rasanya melihat bunda yang sangat ku cintai terbaring lemas di ranjang yang ada di hadapanku. Bunda sepertinya mengetahui kedatangan ku. Aku pun disambutnya dengan senyuman lembut yang selalu diberikan nya kepadaku .
                “ hai jagoan bunda, bisa kamu kesini sebentar, ada yang ingin bunda sampaikan. “
                “ada apa bunda?” aku pun mendekat dan memegang tangannya erat-erat.
                “ nak, bunda sangat mencintai kamu, maafkan bunda ya, kamu harus melihat bunda pergi seperti ini.”
                Sangat terkejut hatiku mendengar apa yang di katakana bunda tadi , aku pun memegang tanga bunda dengan sangat erat, air mata ku mulai turun dari tempat nya setelah bunda mengatakan bahwa dirinya akan pergi .
                “ bunda nggak boleh ngomong seperti itu, bunda harus tetap tinggal, kalau bunda pergi, aku dengan siapa lagi di dunia ni bunda?” air mata kutidak henti-hentinya bercucuran .
                “ jagoan bunda, kmu tidak sendirian sayang. Ada Allah yang akan selalu menjaga kamu lebih baik dari pada bunda. Bunda sanat mencintai kamu jagoan, bunda ingin melihat kamu berhasil , tapi sayang sebelum itu rasaya kamu akan mengalami ujian yang sangat sulit dahulu. Tapi janganragu dengan apa yang kamu cita-citakan jagoan, tetap lah semangat dan jangan pernah kami menangis ketika kamu terjatuh ,di kala kamu terjatuh , bangkit lah dan berlari lah sekuat tenaga yang engkau miliki. Bunda tidak banyak waktu lagi sayang, mulai dari sekarang kamu akan melawan kejamnya dunia ini sendirian. Ingat lah nak, kita manusia akan selalu hidup sendiri, mati sendiri, berjalan sendiridan masuk surga sendiri. Ingat lah kata-kata bunda ini sayang.”
                Setelaengucapkan kata-kata terakhirnya, bunda pun meninggalkan ku untuk selama-lamanya. Tangisan yang tak dapat ku tahan keuar layak nya sang anak harimau yang mengaaum kettika induk nya meninggalkan nya.
                Beberapa bulan setelah itu, aku di ash oleh Pak Tono dan istrinya. Mereka sangat baik dan memperlakukan ku dengan penuh kasih sayang juga. Tapi tetap, kasih sayang yang abadi tetaplah akan selalu di berikan oleh bunda walaupun kami berbeda alam. Sekarang bunda telah tenang karena telah bertemu dengn ayah di sana . semua apa yang dierikannya tidak akan pernah bisa aku bayar dengan apa pun. Rasa kasih sayang  dan cinta yang tulus selalu ia tanamkan kedalam jiwa ku.


                Dan saat terakhir nafas nya, ada perkataan nya yang sangat membangun kan ku dari keterpurukan ku bahwa HIDUP ITU SENDIRI, BERJALAN DI TENGAH GURUN PASIR SENDIRI, MATI SENDIRI, DAN MENUJU ALAM SANA SENDIRI ( potongan kata-kata dari cerita sahabat rasul yaitu Abu Dzar)            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar