Surga Pelindung Ku
Surga .
Adalah sebuah tempat yang di janjikan Tuhan suatu hari kelak bagi umat yang
taat kepadanya, tapi itu merupakan pengertian surga untuk hari esok di kala
kita telah ditimbang pahala di akhirat kelak . Surga yang ku maksud adalah
Surga yang berada di dunia, Sebuah surga yang kecil , nyaman dan selalu kita
jadikan sebagai tempat berpangkunya kepala kita . Sebuah surga yang selalu
memberikan kita sebuah kenyamanan yang tak kan tergantikan , dan sebuah surga
yang selalu menghapus air mata kita dikala kita sedang bersedih. Dan apakah
itu…?? Ya, itu adalah Ibu kita , Ibu/bunda yang sangat kita cintai dan sayangi , sedikit kasih
sayang yang kita berikan kepadanya, beribu-ribu kasih sayang yang akan di
berikannya kembali kepada kita.
Aku
adalah Vano. Aku bisa seperti sekarang karena ada dorongan kasih sayang yang
selalu di berikan oleh kedua orang tua ku tercinta, dan paling utama adalah
dorongan yang tanpa henti dari wanita mulia ini, yaitu ibu/bunda ku. Dia rela
mencari uang dengan ayah demi ingin melihat anak nya masuk ke sekolah terbaik dan
memiliki masa depan yang indah. Namun sayang ayah ku sekarang telah tiada, Aku
hanya hidup berjuang melawan kerasnya dunia ini dengan Bunda tercinta.
Terkadang, hati ini merasa sedih ketika
waktu ku bertanya “ Bunda, apa yang membuat bunda bisa tersenyum?”
Dan
dengan senyuman manis , Bunda kita akan menjawab “ Bunda akan senang ketika
kamu berdiri di puncak keberhasilan kamu nak, dan kamu selalu mengingat Bunda
dan Ayah “
“ tapi
kan Ayah sudah meninggal bund?”
“nak ,
walaupu ayah kamu sudah tidak di pelukan kita, Di alam sana ia akan tersenyum
nelihat keberhasilan kamu. Percayalah nak!”
Ada
sedikit yang mengganjal sewaktu ku mendengar jawaban ini. Bunda saja bahagia
melihat
Aku
bahagia , tapi kenapa rasanya sedih ketika melihat Ia berkeluh keringat untuk
mencari uang demi ku? . Satu hal ini yang sampai sekarang belum bisa ku jawab.
***
“
vano, bangun lagi sayang, kamu tidak pergi sekolah ?” dengan mata yang masih berat , ku
mencoba untuk menegakkan tubuh dari tempat tidur “ Ya bunda, aku akan mandi dulu .”
Dengan
penuh kasih sayang , ia pun mengelus-elus kepala ku agar aku segera beranjak
dari tempat tidur ku “ hm… vano ,ayo cepat , nanti kamu kesiangan loh”
Di dunia ini , aku hanya satu orang yang
sangat ku cintai, yaitu BUNDA. Ayah sudah lama meninggal karena penyakit, Dan
sekarang tinggal lah kami berdua di sebuah rumah kecil yang menjadi saksinya.
Kami tinggal di sebuah gubuk dekat pembuangan
sampah. Kami tidak mempunyai tempat bernaung lagi, karena rumah yang lama sudah
di jual bunda untuk kelangsungan hidup kami.
“
Bunda, apakah boleh kali ini aku tidak sekolah? Aku ingin membantu bunda saja.”
Bunda hanya tersenyum mendengar
perkataan ku .” hmm. Kamu belum saat nya membantu Bunda Vano. Tugas kamu
sekarang adalah dengan belajar dengan giat dan kamu harus menggapai prestasi
kamu”
Dunia ini memang kejam, hidup kami sangat lah terbatas, makan hanya bisa di bagi 2, dan itu pun Bunda selalu makan sedikit karena katanya aku harus banyak makan untuk bisa menjaga Bunda. Allah mengatakan bahwa , Ia tidak akan membebani umat nya denga masalah yang tidak bisa di lalui oleh umatnya. Aku percaya dengan hal ini, karena semua hal itu dari Allah , untuk Allah dan Rasa kasihan ketika Bunda memungut sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan. Ingin rasanya ku menangis ketika ku melihat pemandangan yang tidak indah ini Ingin rasanya aku berlari ke sebrang jalan dan langsung memeluk tubuh tua yang selalu menjaga ku itu.
Dunia ini memang kejam, hidup kami sangat lah terbatas, makan hanya bisa di bagi 2, dan itu pun Bunda selalu makan sedikit karena katanya aku harus banyak makan untuk bisa menjaga Bunda. Allah mengatakan bahwa , Ia tidak akan membebani umat nya denga masalah yang tidak bisa di lalui oleh umatnya. Aku percaya dengan hal ini, karena semua hal itu dari Allah , untuk Allah dan Rasa kasihan ketika Bunda memungut sampah-sampah yang berserakan di pinggir jalan. Ingin rasanya ku menangis ketika ku melihat pemandangan yang tidak indah ini Ingin rasanya aku berlari ke sebrang jalan dan langsung memeluk tubuh tua yang selalu menjaga ku itu.
“
Ya Allah, kuat kan lah ka,I berdua dalam melewati setiiap cobaan mu Ya Allah. Aku
merasa sedih ketika Keringat nya mengenai baju kesayangannya. Ya Allah, aoa
yang aku lakukan ya Allah, mohon bantu kami berdua ya Allah.”
***
Hari
sudah larut malam, dan Bunda pun belum kelihatan tanda-tanda kehadirannya. Rasa
cemas mulai masuk ke dalam diriku apakah terjadi sesuatu dengan bunda?. Dan
dari kejauhan, betapa sedih nya hatiku melihat apa yang ada di depan mata
kepalaku. Ibu berjalan sendiri denga membungkukkan badannya. Sangat sedih hati
ini melihatnya, Lalu ku kejar bunda dan membawa barang-barang nya “ bunda……,
kok lama ? ayo Bunda masuk , aku sudah membeli nasi bungkus untuk kita berdua.
Bunda bingung sesaat, dia pasti
bertanya-tanya di mana aku mendapatkan uang ini. “ maaf bunda, tadi aku tidak
sengaja melihat bunda sedang memilih di sebuah sekolah bunda, sedih rasanya
melihat air keringat bunda bercucuran dan menahan panas nya jilatan sang
matahari. Lalu aku putuskan untuk mencari pekerjaan bunda, aku ingin membatu
bunda.”
“ vano ,tugas mencari nafkah itu adalah bunda, kamu jangan ikut-ikut Vano. Cukup bunda yang menahan malu ketika melihat anak lain bersekolah dengan tas bbaru , dan sedangkan Vano tidak pakai yang baru. Bunda teringat dengan kamu Vano, mangkanya bunda ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya dan pulang untuk melihat Ksatria kecil bunda.”
“ vano ,tugas mencari nafkah itu adalah bunda, kamu jangan ikut-ikut Vano. Cukup bunda yang menahan malu ketika melihat anak lain bersekolah dengan tas bbaru , dan sedangkan Vano tidak pakai yang baru. Bunda teringat dengan kamu Vano, mangkanya bunda ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya dan pulang untuk melihat Ksatria kecil bunda.”
“
tapi bunda….
“
… aku ingin sekali kerja dengan bunda, agar Vano bisa melindungi bunda dan
menolong bunda dalam mencari keuangan.”
Bunda
selalu saja membalas setiap pertanyaan ku dengan senyuman yang manis dari mulut
nya, dan tutur kata yang lembut di keluarkan oleh dirinya. “ Vano , bunda adalah penjaga kamu, bunda akan
selalu menjaga kamu Vano. Tapi kelak jika bunda sudah tua dan telah berumur,
bunda ingin kamu yang selalu menjaga bunda. Dan jika waktu itu datang , kamu
boleh bekerja . “. Aku sangat terharu dengan kata-kata bunda tadi, kami pun
berpelukkn layak nya seorag anak dan ibu nya yang telah lama terpisah oleh
waktu.
“
Hei Fani!!! Cepat keluar dari sini!”
suara yag keras dan lantang ini membangunkan kami berdua , aku menatap bunda
dan dengan suara kecil aku bertanya “ ada apa ini bunda?” , “ bunda juga tidak
tahu nak. Mari kita lihat keluar sana.”
Setelah
membukakakan pintu , ku lihat ada 3 orang berbaju preman yang badan nya sangat
besar-besar. Dengan mata yang garang dia mencoba mendorong bunda dengan kedua
tangannya yang besar itu sampai bunda pun terjatuh ke lantai . melihat kejadian
itu pun aku langsung marah kpada mereka semua dan mencoba membantu membangunkan
bunda
“
bunda tidak apa-apa? Hei!! Siapa kalian dan mau apa ?! pagi-pagi sudah mencari
rebut di rumah orang!?”
Salah
yang berrambut panjang maju ke hadapan ku sambil tertawa sinis kepada ku “
mmmm.. dasar bocah, Lo itu masih keil, nggak patut ikut campur masalah ginian,
Sana bobok cantik lo kebelakang.” Bukan hanya bunda, aku pun didorong oleh
mereka dengan kuat ke bawah. Sungguh membingungkan bagi ku apa yang sebenarnya
terjadi disini. Namun bunda menghalangi untuk melawan kata-kata mereka . “Tuan
,apa yang kalian inginkan?”
“hei
Fani, kamu lupa?sudah 3 bulan uang untuk rumah bobobrok kamu ini tidak kamu
stor tahu!” , “ ya saya tahu tuan , tapi apa bisa di berikan kami waktu lagi
tuan? Kami hanya membutuhkan waktu dan uang sedikit lagi saja tuan”
Dengan
melipat tangan preman tadi menarik rambut bunda ku dan megatakan “ DEngar ya !
jika kamu tidak juga melunasinya, kamu dan bocah pemberani ini harus angkat
kaki dari rumah ini.!”
Sungguh
sedih rasanya melihat bunda menangis karena menanggung beban ini sendirian.
Seharusnya di sisi kami ada ayah, aku yakin ayah pasti aka membela kami berdua,
tapi sayang , ayah sudah tenang di alam sana.
Beberapa
hari berlalu setelah kajadian itu, bunda yang dulu jam 7 malam dia sudah
kembali kerumah , tapi sekarang ini jam
8 pun belum menampakan dirinya. Dalam benak ku, aku berpikir” apa bunda
baik-baik saja ya….”
Jam
10 malam, akhirnya ada yang mengedor pintu. Aku pun terbangun dari tidur ku dan berjalan ke pintu dengan mata
yang bersayu-sayu.
“
ia tunggu sebentar..”
Setelah
membuka pintu, ternyata itu adalah pak Tono, dia adalah tetangga yang baik ,
selalu saja membantu kami berdua.
“
ada apa ya pak Tono malam-malam begini kerumah?”
Raut wajah Pak Tno terlihat
sedih, bimbang dan bingung. Ia mungkin menyimpan sesuatu hal yang mungkin aku
tidak tahu apa.akhirnya setelah beberapa saat, ia pu mau menyampaikan nya.
“
Vano , kamu harus sabar ya,”
“
sabar kenapa ya pak? , tolong dengan lambat-lambat mengasihkan informasi anda.
Ada apa sebenarnya pak?”
“begini,
bunda kamu , dia tertabrak oleh mobil ketika dia ngin pulang dari mencari
sampah nak
Sesaat,
dengan perkataan yang keluar dari mulut Pak Tono tadi, aku merasa semuanya
menjadi gelap, hampa , aku hanya bisa melihat bibir Pak Tono bergerak tetapi
tidak tahu apa yang mengatakan nya. Aku sangat syok dengan apa yang baru aku
dengar ini
Marah,
sedih, dan takut kehilangan orang yang ku cintai, aku pun meminta Pak Tono
untuk mau mengantarkan ku ke Rumah sakit tempat bunda di rawat. Setelah sampai
disana, ku lihat ada buk Lala yang berdri di depan pintu. “ buk , bagaimana keadaan
bunda bu?”
Buk
Lala mencoba menenangkan ku, walaupun pasti dia tahu, saat ini perasaanku
sangat lah bercampur aduk.
“
masuk lah nak, dia sudah menunggu kamu.” , baklah buk . “
Dengan
perlahan aku membuka pintu ruangan ini sangat sedih da terkejut rasanya melihat
bunda yang sangat ku cintai terbaring lemas di ranjang yang ada di hadapanku.
Bunda sepertinya mengetahui kedatangan ku. Aku pun disambutnya dengan senyuman
lembut yang selalu diberikan nya kepadaku .
“
hai jagoan bunda, bisa kamu kesini sebentar, ada yang ingin bunda sampaikan. “
“ada
apa bunda?” aku pun mendekat dan memegang tangannya erat-erat.
“
nak, bunda sangat mencintai kamu, maafkan bunda ya, kamu harus melihat bunda
pergi seperti ini.”
Sangat
terkejut hatiku mendengar apa yang di katakana bunda tadi , aku pun memegang
tanga bunda dengan sangat erat, air mata ku mulai turun dari tempat nya setelah
bunda mengatakan bahwa dirinya akan pergi .
“
bunda nggak boleh ngomong seperti itu, bunda harus tetap tinggal, kalau bunda
pergi, aku dengan siapa lagi di dunia ni bunda?” air mata kutidak
henti-hentinya bercucuran .
“
jagoan bunda, kmu tidak sendirian sayang. Ada Allah yang akan selalu menjaga
kamu lebih baik dari pada bunda. Bunda sanat mencintai kamu jagoan, bunda ingin
melihat kamu berhasil , tapi sayang sebelum itu rasaya kamu akan mengalami
ujian yang sangat sulit dahulu. Tapi janganragu dengan apa yang kamu
cita-citakan jagoan, tetap lah semangat dan jangan pernah kami menangis ketika
kamu terjatuh ,di kala kamu terjatuh , bangkit lah dan berlari lah sekuat
tenaga yang engkau miliki. Bunda tidak banyak waktu lagi sayang, mulai dari
sekarang kamu akan melawan kejamnya dunia ini sendirian. Ingat lah nak, kita
manusia akan selalu hidup sendiri, mati sendiri, berjalan sendiridan masuk
surga sendiri. Ingat lah kata-kata bunda ini sayang.”
Setelaengucapkan
kata-kata terakhirnya, bunda pun meninggalkan ku untuk selama-lamanya. Tangisan
yang tak dapat ku tahan keuar layak nya sang anak harimau yang mengaaum kettika
induk nya meninggalkan nya.
Beberapa
bulan setelah itu, aku di ash oleh Pak Tono dan istrinya. Mereka sangat baik
dan memperlakukan ku dengan penuh kasih sayang juga. Tapi tetap, kasih sayang
yang abadi tetaplah akan selalu di berikan oleh bunda walaupun kami berbeda
alam. Sekarang bunda telah tenang karena telah bertemu dengn ayah di sana .
semua apa yang dierikannya tidak akan pernah bisa aku bayar dengan apa pun.
Rasa kasih sayang dan cinta yang tulus
selalu ia tanamkan kedalam jiwa ku.
Dan
saat terakhir nafas nya, ada perkataan nya yang sangat membangun kan ku dari
keterpurukan ku bahwa HIDUP ITU SENDIRI, BERJALAN DI TENGAH GURUN PASIR
SENDIRI, MATI SENDIRI, DAN MENUJU ALAM SANA SENDIRI ( potongan kata-kata dari
cerita sahabat rasul yaitu Abu Dzar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar